Minggu, 26 April 2009

Jakarta, Kiblat transportasi dunia...


Benar sekali, kalau kamu bisa nyetir dengan sukses di jakarta, kamu bisa nyetir dimana aja. Tapi kebalikannya belum tentu benar. Bayangkan situasi sehari-hari di Jakarta yang panas saat mengemudi Toyota Kijang bertransmisi manual...

Kamu sedang dalam perjalanan ke meeting point di Kebayoran, yang akan mulai setengah jam lagi. Lalu lintas lagi padat-padatnya. Jam makan siang + bubaran anak sekolah + rame-ramenya orang berangkat meeting. Kamu tau kalau jalur cepat nggak selalu jadi pilihan tepat karena jalur lambat biasanya lebih lengang setelah pergantian jalur besar-besaran. Kamu pindah jalur dari jalur lambat ke jalur cepat dengan kemahiran dan perhitungan yang luar biasa. Intuisimu tau persis kapan harus ngebut dan kapan harus nurunin kecepatan.

Kamu salip mobil di depan kamu, tanpa peringatan yang bisa membahayakan pengguna jalan lain. Klakson dan lampu dim lazim digunakan dalam rangka salip menyalip. Tepat sebelum sampai di bundaran yang terkenal dengan keruwetannya itu, jalur lambat, jalur cepat, dan jalur busway (yes, don't forget the big brother) menyatu. Menciptakan lalu lintas paling kacau balau yang bisa digambarkan. Ruang gerak kamu semakin menyempit karena semua kendaraan berusaha melewati bunderan tersebut. Sehingga lebarnya jalan nggak sebanding sama banyaknya kendaraan. Kamu bisa megang Kopaja di sebelah kamu kalau kamu buka kaca, saking mepetnya jarak antar kendaraan. Tapi kamu sama sekali nggak takut. Dengan mulusnya kamu bisa pindah jalur ke jalur paling kanan dari jalur paling kiri. Brillian... Setelah melewati bunderan, kamu jalan lurus menuju Blok M. Saingan kamu kali ini adalah Metromini dan angkot. Demi mendapat penumpang, kendaraan-kendaraan ini merasa punya hak untuk berhenti dimana saja dan kapan saja mereka suka. Rasanya pengin banget maki-maki mereka, tapi kamu tau itu percuma, karena mereka pikir itu jalan punya mereka. Apalagi metromini terkenal dengan kebiasaannya melakukan belokan dan manuver-manuver tak terduga.

Selain itu, ada lagi yang namanya bajaj. Bajaj adalah kendaraan yang misterius. Dia bisa belok kapan saja dia mau tanpa kasih tanda. Hanya Tuhan yang tahu kapan dan dimana dia bakal belok. Kita sebagai manusia biasa hanya bisa berdoa mudah-mudahan hal seperti itu nggak kejadian pas kita lagi meleng. Tapi dengan santai kamu bisa lewatin itu semua tanpa kehilangan konsentrasi.

Jangan lupa juga soal motor-motor.. Mereka biasanya berkelompok. Mereka suka ngebut tiba-tiba. Kalau mereka nabrak mobil kamu, tetep kamu yang salah. Jadi percuma aja buang-buang waktu sama mereka. Kamu bisa terjebak dalam situasi dimana mobil kamu dikelilingi empat motor di tiap sisi. Motor yang di depan gak punya kaca spion, motor yang di sebelah kiri dinaikin tiga orang. Di sebelah kanan anak kecil tergeletak pasrah diantara bapak ibunya. Yang di belakang nggak ada lampu depannya. Mereka semua NGGAK pakai helm. Salah sedikit aja, dan kamu bakalan celaka, nggak peduli siapa yang salah. Tapi biasanya kamu bisa keluar dari situasi tersebut dengan mudah, tanpa mencelakai motor-motor itu. Waktu kamu pikir udah lolos dari segala rintangan, tiba-tiba ada orang nyeberang sembarangan dengan cueknya. Gak peduli dan gak waspada dengan mobil kamu yang sedang ngebut. Dalam hitungan detik, kamu bisa membuat keputusan akurat antara mempercepat dan memperlambat kendaraan.

Baru mau santai lagi, tiba-tiba sebuah gerobak muncul dari depan bis yang lagi parkir di pinggir jalan. Dia nyeberang jalan dengan santainya dan tanpa dosa. Sambil ngecek kaca spion, kamu mengerem tapi tetap fokus sama pergerakan gerobak itu.

Akhirnya kamu sampai di tempat tujuan. Tapi, kamu belum bisa menghembuskan nafas lega. Sebentar lagi, kemampuan mengemudi kamu akan diuji. Kamu harus memarkir mobil kamu secara paralel, di space yang sangat sempit, diantara dua mobil mewah punya pensiunan petinggi tentara. Jangan lupa, biasanya di sebelahnya pasti ada got (kadang nggak kelihatan kalau lagi banjir). Tapi, lagi-lagi kamu berhasil, karena kamu biasa mengemudi di Jakarta...

Dan kamu tahu kalau nggak ada orang di seluruh dunia yang bisa nyamain kemampuan mengemudi kamu... Selamat ya...

Diusulkan bahwa penggunaan SIM di Indonesia sebagai kualifikasi tertinggi yang diakui di seluruh dunia. Berdasarkan tingkat "kesulitan" mengemudi di Indonesia..

1 komentar:

  • nacosu says:
    28 April 2009 pukul 14.52

    hello good posting :) kemana nih shout box nya ? salam kenal juga ya :))

Posting Komentar